Friday, March 29, 2019

FAMILY DAY PT. SANWA ENGINEERING INDONESIA 2019



Brengkos_News Sabtu 30/03/2019

Family Day 2019 dengan tema

KEBERSAMAAN DALAM KESEDERHANAAN UNTUK MENCAPAI SATU TUJUAN

Taman wisata Mang Ujo Karawang.  Pagi ini adalah acara yang sangat meriah untuk Karyawan PT.  SANWA ENGINEERING INDONESIA,  bersama keluarga besar untuk bersenang-senang dengan anak,  istri atau suami.



PT.  SANWA ENGINEERING INDONESIA memberikan hiburan untuk karyawan dan karyawati nya bersama keluarga untuk menikmati hiburan agar melepas kejenuhan bekerja sehari-hari, agar saat kembali bekerja bisa lebih fresh dan semangat meningkat dalam menciptakan mutu prodak dan semangat untuk menjadikan perusahaan yang lebih baik.



Hiburan Dangdut yang sangat meriah serta games yang tak kalah serunya seperti menangkap ikan di kolam bersama keluarga,  yang tentu nya sangatlah heboh.

Tak hanya itu pihak perusahaan juga memberikan hadiah undian untuk seluruh karyawan yang hadir,  dari mulai perlengkapan rumah tangga,  alat berkendara,  elektronik,  sepeda dan masih banyak lagi yang lain nya,  yang pastinya di tunggu tunggu.



Pihak perusahaan berkomitmen untuk selalu menjujung tinggi kualitas dan kuantitas terhadap karyawan dan Karyawati yang di pimpinnya,  juga meningkatkan kesejahteraan.

Tentu dengan kerja keras dari semua tim per departemen PT.  SANWA ENGINEERING INDONESIA,  tidaklah bisa besar dan bertahan seperti ini.



Family day yang di lakukan pada hari ini adalah salah bentuk penghargaan yang setinggi tinggi nya.  Untuk semua yang sudah bekerja keras membangun dan menjaga kualitas perusaan,  yang membuat para Kastemer masih setia bermitra dengan kami.

Trimakasih untuk semua
Hormat kami
PT.  SANWA ENGINEERING INDONESIA

SRI SUGIARTI, S.IP : CALEG PEREMPUAN INOVATIF YANG PEDULI PEMBANGUNAN PEREMPUAN KAB. BEKASI



Brengkos_grup

Dalam wawancara kami awak media IWO Indonesia dengan Caleg propinsi Jawa Barat Dapil 9 dari Partai Hanura No Urut 3 Sri Sugiarti,S.Ip, menyatakan "saya maju  sebagai Caleg DPRD Propinsi Jawa Barat di dorong oleh semangat untuk perubahan perempuan di Kabupaten Bekasi.Perubahan menuju kemampuan mengelola potensi Rumah Tangga menjadi kreatif dan produktif menghasilkan untuk yang bermanfaat bagi rumah tangga.



Tambahnya, dengan pengalaman Saya beberapa tahun ini memimpin Alisa kahdijah ICMI Kab.Bekasi yang sarat dengan kegiatan pembinaan, pelatihan keterampilan dan pendampingan usaha, dengan tujuan agar Perempuan Kab. Bekasi dapat mengeluarkan energi positifnya dalam memanfaatkan potensi diri sendiri.Banyak Ibu-Ibu di Desa dan Kelurahan, yang belum mengelola potensi waktu dan peluang usaha dengan positif sehingga terkesan waktu yang ada terbuang percuma tanpa memberi manfaat berarti bagi perempuan dan rumah tangganya.




Dalam perjalanan Saya ke Desa-Desa dan Kelurahan serta berkomunikasi langsung dengan Perempuan di berbagai tempat, banyak hal yang Saya temukan, seperti :



1. Masyarakat ekonomi lemah membutuhkan keterampilan, pembelajaran usaha dan bantuan pendanaan untuk usaha.
2. Masyarakat membutukan sentra ekonomi IKM dan UKM sebagai pusat pemasaran produk hasil usaha rumah tangga.
3. Masyarakat petani dan nelayan membutuhkan pendamping dan pembinaan usaha,sehingga petani dan nelayan dapat mempertahankan kehidupan mereka sehari-hari.
4. Masyarakat di setiap Desa meminta agar mempercepat berdiri nya BUMDesa dengan modal investasi dari pemerintah daerah Kabupaten Bekasi dan bersama-sama dengan swasta dan masyarakat sehingga dapat di pergunakan untuk kesehjatraan ekonomi masyarakat Desa.
5. Mempercepat pembanguna keberagamaan masarakat melalui pemeranan secara aktif lembaga-lembaga keagamaan, seperti Nahdlatul Ulama, Muslimat, Ormas dan organisasi Kepemudaan serta berbagai Majelis Taklim yang ada di setiap Desa.
6. Mendorong Pemkab. Bekasi untuk aspiratif, akomodatif dan bersama-sama dengan masyarakat menggerakan pembangunan daerah.



Atas permasalahan itulah kemudian Saya ingin menjadi bagian dari penggerak Pembangunan di Kab. Bekasi melalui pendirian KSS (Koperasi Sugi Sejahtera) yang proses pengumpulan anggota sedang berjalan saat ini. Saya berharap dengan koperasi ini  nantinya banyak kegiatan pembinaan, pendampingan dan permodalan usaha dapat kita berikan kepada Perempuan Kab. Bekasi, paparnya



lebih lanjut. "Insya Allah, dengan bersama-sama perempuan Kab. Bekasi, niat baik ini akan di dukung perempuan Kab. Bekasi" pungkasnya.
( Capang S/Suryo.)
IWO Indonesia

Friday, March 22, 2019

KORBAN TERTIMPA REKLAME LAPORKAN MANAGEMENT DEALER WULING MOTORS KEPIHAK BERWAJIB


Bekasi- Anthony Lesnussa SH dan team pengacara mendapingi ketua SWI Kab.Bekasi, Surya Suep untuk buat laporan terkait kecelakaan tertimpah papan reklame iklan dealer Wuling Motors Cikarang, di jalan Kapten Sumantri depan toko Ananda Cikarang, desa Cikarang Kota, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi.

Laporan ketua SWI Kabupaten Bekasi Surya Suep ke Polisi Sektor (Polsek) Cikarang di jalan Gatot Subroto karena lalainya pemasangan papan reklame sehingga mengakibatkan orang lain terluka. Berdasarkan laporan nomor : LP/ - /K/373-CK/lll/2019/SekCkr. Kronologis kejadian pada hari Kamis 21 Maret 2019, pukul 13.30 WIB, di saat dua jurnalis Surya  Suep media online Sindikat Post dan Mulyanah (Ayu) media online Redaksi Bekasi melintas di jalan Kapten Sumantri untuk menjalankan tugas liputan tiba-tiba papan reklame iklan jatuh menimpah. "Saya belum bisa banyak bicara karena fisik belum pulih, langsung ke pengacara saya saja,"pintanya sambil merasakan nyeri akibat luka sobek serius di dahi. Jumat (22/03/19)

Anthony Lesnussa SH sebagai kuasa hukum dari pelapor Surya Suep mengatakan, bahwa dirinya sudah berupaya melakukan hukum dan melaporkan peristiwa ini kepihak yang berwajib, kemudian kami serahkan kepada pihak berwajib untuk melakukan tugas dan pungsinya untuk melakukan penyidikan pihak-pihak siapa saja yang bertanggung jawab. "Kedepannya harapan kami, jika sudah ada pihak-pihak penanggungjawab, kami mohon baik pemerintah dan pihak terkait lainnya untuk fasilitasi agar mencari solusi pertanggungjawaban terhadap korban,"imbuhnya.

Breng kos/Iwo Indonesia

Wednesday, March 20, 2019

Peta wilayah Desa Jayabakti, Cabangbungin dulu dan sekarang


Kampung2 di Desa Jayabakti, Cabangbungin, tidak terlalu banyak perubahannya setelah hampir 100 tahun. Nama kampungnya, luas kampung, maupun sawah yang masih mengelilingi.

Yg berbeda hanyalah, ada pengeboran minyak di dekat kampung Koekoen dan Oetankramat.

Saat membandingkan peta tahun 1930 dan 2019.


Sumber:  wisata sejarah Bekasi
Suwito jp on Brengkos

Foto pedagang pikul Tempo doeloe di Bekasi


Ini adalah bukti dokumen negara yang harus di lestarikan sebagai sumber sejarah bangsa Indonesia

Suwito jp on Brengkos

Foto ibu ibu Tempo doeloe


Potret ibu - ibu sedang menanak nasi, Bekasi tahun 1940 | via @potolawas Tropenmuseum
_
#infobekasico #bekasi #bekasitempodulu

Sumber:  Info Bekasi
Suwito jp on Brengkos

demang atau wedana jabatan masa kolonial Belanda



Saat jaman kolonial hindia belanda, struktur pemerintahan di Bekasi yg paling tinggi adalah demang atau wedana.

Jabatan yang ditempati pribumi dalam lingkup kewedanaan atau distrik Bekasi.

Diangkat dan digaji oleh pemerintah.

Demang Bekasi yg dibicarakan di film Pitung adalah Demang Mudjimi.

Dibawah demang, ada juragan. Setingkat kecamatan. Membawahi sejumlah kemandoran. Juragan diangkat dan digaji oleh tuan tanah.

Dibawah juragan, ada mandor. Mandor membawahi kemandoran, setingkat kampung. Mandor disebut juga kepala kampung. Diangkat dan digaji oleh tuan tanah.

Pemilihan juragan dan mandor oleh tuan tanah berdasar tingkat pengaruh di masyarakat. Biasanya berasal dari jawara.

Desember 1946, 14 bulan setelah Insiden Kali Bekasi.


Di foto ini terlihat jalur KA Bekasi ini nampak masih single track (jalur tunggal).

Tapi jika diperhatiin lagi, nampaknya sudah double track (jalur ganda).



Di foto, ada jalur kawat telegraf dan samar-samar keliatan pondasi jembatan KA yang satu lagi.

Apakah itu posisi jembatan KA Bekasi yang lama ?

Lalu apakah di sebelah situ juga, posisi dulu para pejuang Bekasi mengeksekusi 90 tentara Jepang
yang membuat Kali Bekasi menjadi merah darah ?

Sumber : Nederlands National Archieves

Suwito jp on Brengkos

kematian seorang kepala begajul intelek belanda yang bergelar gubernur jenderal voc bernama cornelis speelman.


11 januari 1684 tepat 335 tahun yang lalu, kematian seorang kepala begajul intelek belanda yang bergelar gubernur jenderal voc bernama cornelis speelman.



Antara tahun 1680-1684 Dia pernah menginstruksikan penempatan 5  buah meriam pantai yang dapat di tingkatkan menjadi 10 meriam, bertempat di sebuah benteng voc tepi pantai muara kali bekasi (sembilangan).



Penempatan meriam pada benteng tersebut sebagai bentuk pertahanan dan cengkeraman voc yang telah berlangsung sejak 1652 di bekasi.


Sumber:  wisata sejarah Bekasi
Suwito jp on Brengkos

Sejarah Singkat Kota Bekasi


 Mulai Era Kolonial Hingga Pembentukan Kota
 Minggu, 10 Maret 2019 pukul 09.05  Redaksi
Sejarah Singkat Kota Bekasi: Mulai Era Kolonial Hingga Pembentukan KotaPeta Bekasi era kolonial tahun 1939. (leiden.edu)
Funday bekasi

KOTA Bekasi hari ini resmi berusia 22 tahun. Kota ini tumbuh sejak mekar dari Kabupaten Bekasi pada 10 Maret 1996.

Jauh sebelum itu, Bekasi memiliki riwayat panjang, termasuk pada era prakemerdekaan Indonesia. Berikut sejarah singkat Kota Bekasi, mulai era kolonialisme hingga saat ini.


Hasil gambar untuk dutch troops in indonesia(ilustrasi) tentara belanda di Indonesia (wikipedia)
Tahun 1860-an hingga 1942

Saat itu Bekasi, bersama Cikarang, Meester Cornelisdan Kebayuran berstatus distrik atau kewedanaan dari Adfeeling Meester Cornelis, Residensi Batavia.

Sebagian besar tanah di Bekasi disewa secara partikelir kepada tuan tanah berbangsa Eropa atau Cina. Sikap tuan tanah yang cenderung menindas rakyat menimbulkan pemberontakan rakyat Bekasi. Itu terjadi di Tambun pada 1869, menewaskan C.E. Kujper, sorang asisten residen Meester Cornelis dan Kepala Kepolisian Bekasi F. Maijer.

Para masyarakat yang terbukti memberontak, mesti menjalani hukuman gantung. Itu terjadi di Alun-alun Bekasi pada 1870. Eksekusi itu dipertontonkan kepada masyarakat.

Mulai 1912, masyarakat Bekasi menyalurkan perlawanan kepada kolonialisme melalui Sarekat Islam. Melalui organisasi ini, masyarakat Bekasi melancarkan protes dan mogok kerja. Tuan tanah tetap lalim kepada masyarakat hingga Belanda angkat kaki pada 1942.

Hasil gambar untuk japanese troops in indonesiaTentara Jepang di Indonesia. (famous-popular.tokyo)
1942-1945

Kehadiran Jepang di Bekasi disambut antusias masyarakat. Mereka menanggap Jepang sebagai ‘saudara tua’, padahal kenyataannya tak semanis itu.

Dua pekan setelah menapakkan kaki di Bekasi, Jepang mengeksekusi mati warga Bekasi bernama Mahbub di Alun-alun Bekasi.

Penindasan tak berhenti ketika Belanda pergi, Jepang seakan melanjutkan peran itu.

Saat itu masyarakat memiliki banyak wadah untuk berjuang, contohya Hizbullah. Bekasi pun memiliki peran strategis pada sejarah Indonesia.

Sebagai contoh, pada 16 Agustus 1945, sehari sebelum proklamasi, pejuang Bekasi teribat pada pengawalan dan pengamanan penculikan Soekarno dari Jakarta ke Rengasdengklok, Karawang.

Saat proklamasi dibacakan oleh Soekarno, beberapa pemuda Bekasi hadir, di antaranya Madmuin Hasibuan dan Yakub Gani.

Pada masa revolusi, Bekasi merupakan kewedanaan, bagian dari Kabupaten Jatinegara, Kerisedenan Jakarta, Jawa Barat.

Kewedanaan Bekasi membawahi Kecamatan Bekasi, Cibitung dan Cilincing.

Jepang dibuat ketar-ketir oleh semangat juang pemuda Bekasi, pada 19 Oktober 1945, 90 tentara Jepang dibunuh oleh para pejuan di Stasiun Bekasi sampai Kali Bekasi.

Pada 1946, Bekasi menjadi medan tempur yang sengit, terlebih Jenderal Besar Soedirman mengirim ratusan pasukan dan persenjataan dari Jabar untuk mempertahankan Bekasi.

Merestrospeksi Peristiwa Karawang-Bekasi

Revolusi menuntut pembentukan NKRI

Masyarakat Bekasi menolak gagasan Negara Pasundan dan Distrik Federal Jakarta, mereka cenderung kepada pembentukan NKRI secara utuh.

Pada KMB, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia. Saat itu di Bekasi, tepatnya di Gedung Papak, samping kantor Disdukcapil, pemuda Bekasi menurunan bendera Belanda, dan menaikkan bendera Indonesia.

Pada 1950-an, di Alun-alun Bekasi berkumpul puluhan ribu masyarakat Bekasi, mereka tidak mengakui pemerintahan selain NKRI. Mereka juga menuntut perubahan nama Kabupaten Jatinegara menjadi Kabupaten Bekasi.

Itu terealisasi pada 15 Agustus 1950, Kabupaten Jatinegara resmi menjadi Kabupaten Bekasi. Pada 1955 masyarakat Bekasi mengikuti pemilu.

Pusat pemerintahan berpindah, dari Jatinegara ke Jalan Ir. Juanda, Bekasi Timur pada 2 April 1960.

Pada 1976, Cakung, Cilincing dan sebagian Pondek Gede dimasukkan ke wilayah DKI Jakarta.

Menjadi kota administratif, lalu kota madya

Pada awal 1980-an, Kabupaten Bekasi berpenduduk 400 ribu jiwa, dengan sebaran di pusat kota sekira 200 jiwa.

Pada 12 Desember 1981, terbit PP Nomor 48 Tahun 1981 tentang pembentukan Kota Administratif (Kotif) Bekasi. Kotif resmi terbentuk 20 April 1982, pada tahun yang sama, Kantor Pemkab Bekasi pindah ke Jalan Ahmad Yani (gedung pemkot sekarang), sementara di Jalan Juanda, tempat pemerinahan Kotif Bekasi.

Perkembangan Bekasi yang pesat membuat Mendagri Yogie Suardi Memet menerbitkan SK Mendagri 131.34/139/1997 tentang Pembentukan Kota Madya Dati II Bekasi.

Saat itu jumlah kecamatan di Kota Bekasi masih berjumlah 7, dengan 1 kecamatan pembantu.

Sumber:  wisata sejarah Bekasi
Suwito jp on Brengkos

Tahun 1977 Syeich Yasin Fadani berziarah ke Muridnya Kyai Abu Bakar Tambun, dokumen foto kang Rafiq Hafiludin Sadeli










Sumber:  Wisata sejarah Bekasi
Suwito jp on Brengkos

SECUIL SEJARAH TARUMA JAYA BEKASI


TARUMA JAYA

Adalah sebuah kecamatan di kab. Bekasi, entah telah berusia seberapa tahun?

Karena belum terdengar merayakan dirgahayunya, yang jelas bagian dari wilayah kecamatan Tarumajaya adalah ex kecamatan Cilincing, dahulu kecamatan Cilincing (1974 m) adalah masih termasuk wilayah kab. Bekasi.

Sejak tahun 1975 ketika Cilincing masuk wilayah kota Jakarta Utara,ex wilayah kecamatan Cilincing menjadi kecamatan Tarumajaya.

Secara toponimi Tarumajaya berasal dari dua suku kata yaitu Taruma dan Jaya.

Taruma berasal dari sebuah pohon Tarum (nila-nilaan), Jaya berasal dari bahasa sansekerta yang berarti kemenangan.

Lalu siapakah yang memberi nama kecamatan tersebut dengan kata Tarumajaya?
Desa-desa di tepi pantai Tarumajaya banyak yang menggunakan kata kakawin seperti, segara makmur, segarajaya dan samudra Jaya.

Benarkah dahulunya Tarumajaya pernah menjadi kota praja pada jaman kerajaan Tarumanegara?
#mencari jejak sejarah

Sumber:  wisata sejarah Bekasi
Suwito jp on Brengkos

DISKUSI BETAWI KITA: WANITA BETAWI MESTI CERDAS DAN AMBIL PERAN DALAM PEMBANGUNAN


 “Karno jang terutama engkau harus mentjintai ibumu. Akan tetapi kemudian engkau harus mentjintai rakjat djelata. Engkau harus mentjintai manusia pada umumnja.” (Pesan Sarinah kepada Bung Karno, buku Bung Karno Penjambung Lidah Rakjat Indonesia, h. 34).

Ya, begitualah ajaran Sarinah (pembantu keluarga Bung Karno) pada Bung Karno ketika ia masih belia. Hal inilah yang dipegang selalu Bung Karno ketika mengingat andil wanita dalam hidupnya. Wanita punya andil besar untuk tegaknya marwah republik ini. Makanya lahirlah buku Sarinah oleh Bung Karno untuk menjadi pengingat betapa pentingnya peran kaum wanita di republik ini.

Betawi Kita, sebuah forum diskusi bulanan, paham akan andil wanita dalam membangun Betawi. Makanya beberapa waktu lalu (23/4-2017) menggelar diskusi dengan tema, Orang Betawi, Perempuan dan Perananannya.

Gelaran diskusi di Setu Babakan ini dilakukan dalam rangka peringatan hari Kartini, 21 April 2017. Ajang ini menghadirkan Halimah Munawir (pengusaha), Halimahtusa’diah (Peneliti LIPI), dan Fadjriah Nurdiasih (Pemred Betawikita.id). Gelaran kerjasama Betawi Kita dengan Ikatan Perempuan Pencinta Seni dan Budaya Betawi (I2PSB) dipandu oleh Maya Maysuroh (Ketua I2PSB).

Dalam pemaparannya, Halimah Munawir yang pernah memecahkan rekor MURI dalam bidang Pembuatan Replika Rumah Adat Betawi dengan rangkaian kulit bebek, bicara peran wanita Betawi untuk pariwisata dan ekonomi kreatif. “Perempuan Betawi mempunyai peran yang strategis di dunia pariwisata dan ekonomi kreatif. Semua itu peluang untuk perempuan Betawi untuk memberdayakan diri,” ungkap Halimah yang telah melahirkan 8 buku dengan beragam genre.

Sedangkan Halimahsa’diah yang merupakan wanita asli Betawi ini, memaparkan makalah sebanyak 12 halaman, bicara tentang kaum perempuan Betawi dari beragam aspek. Salah satunya, ia mengulas tentang emansipasi dan keberdayaan. Menurut Halimah, “Emansipasi dan keberdayaan, dua kata kunci ini menginspirasi saya untuk mengeksplorasi lebih jauh tentang bagaimana seharusnya perempuan Betawi menghadapi tantangan zaman.”

Dalam segala bidang, perempuan Betawi ditantang untuk mampu survive, sehingga tidak dijadikan objek yang termarginalisasi atau tersubordinasi. Untuk itu, hal yang paling utama untuk mewujudkan cita-cita pada saat ini adalah dengan terus meningkatkan sumber daya manusia (SDM) perempuan.
Lebih jauh lagi, menurut Halimah, perempuan Betawi perlu merestrukturisasi cara berpikir, yakni membangun pikiran kritis dan selektif, tanpa menyerah, konstruktif, dan independen. Sedangkan perempuan muda, mestilah bisa meningkatkan ilmu pengetahuan menjadi sarjana-sarjana yang hebat yang bisa diperhitungkan dunia.

Kesempatan terbuka lebar untuk perempuan Betawi berkiprah dalam segala bidang kehidupan, kini tinggal pada kemampuan dan kemauan kaum perempuan saja. Kaum perempuan Betawi harus eksis dan bisa bersaing dengan penduduk dunia lainnya, namun ia harus berkarakter sebagai orang Betawi yang dikenal religius, toleran, ramah, santun, berjiwa sosial serta saling menghargai.

Sedangkan Fadjriah dalam diskusi ini mengatakan, perempuan Betawi harus terus mau membuka dirinya untuk berkembang. Akses terhadap pendidikan pun harus dibuka seluas-luasnya, termasuk melalui beasiswa ke universitas, juga pelatihan atau kursus-kursus. Selain itu, dukungan dari pihak terdekat diperlukan. “Dalam hal ini, para bapak dan suami juga harus diedukasi agar mau mendorong istri dan anak-anak perempuan mereka berkiprah dan menyumbangkan peran di masyarakat,” bilang alumni Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Majulah wanita Betawi. Mari bangun Betawi dari berbagai aspek agar marwah Betawi yang religius, toleran, ramah, santun, dan berjiwa sosial  dapat terjaga dengan baik. (Rachmad Sadeli)

Sumber:  wisata sejarah Bekasi & Majalah Betawi
Suwito jp on Brengkos

SEJARAH SYEKH JUNAID AL-BATAWI


SYEKH JUNAID AL-BATAWI, ULAMA BETAWI YANG PERNAH MENJADI IMAM BESAR MASJIDIL HARAM

Di Kampung Arab Pekojan lahir seorang ulama Betawi yang namanya masyur di tanah Arab. Beliau adalah Syekh Junaid Al-Batawi. Tahun kelahiran beliau belum dapat dipastikan yang menimbulkan berbagai pendapat. Menurut pemerhati sejarah Jakarta, Alwi Shahab menuturkan bahwa  Syekh Junaid Al-Batawi lahir pada tahun 1840. Sementara menurut Budayawan Betawi Ridwan Saidi berpendapat bahwa berdasarkan catatan Snouck Hurgronje (Orientalis Belanda), Syekh Junaid Al-Batawi sudah tinggal di Mekkah sejak tahun 1834.
                                     
Orang-orang dari Hindia Belanda (sekarang Indonesia) pada abad ke-17 memang sudah banyak yang mengunjungi tanah Arab untuk pergi haji. Sesampainya di sana ada diantara mereka yang lebih memilih tinggal menetap di Mekkah karena berbagai faktor. Para ulama kita yang menetap di mancanegara termasuk Mekkah menyematkan nama daerah asal mereka diakhir  nama mereka.

Seperti Al-Batawi (Betawi), Al-Falimbani (Palembang), Al-Banjari (Banjar, daerah Kesultanan Banjar), As-Sambas (Sambas), Al-Minangkabawi (Minang), Al-Bantani (Banten), Al-Makassari (Makassar, dipakai oleh Syekh Yusuf Al-Makassari yang makamnya berada di Afrika Selatan) dan  masih banyak lagi. Seperti halnya Syekh Junaid yang menyematkan Al-Batawi di akhir nama beliau.

Awal mula kepergian Syekh Junaid Al-Batawi ke Mekkah tidak terlepas karena beliau tinggal di Kampung Arab Pekojan. Pada zaman kolonial Belanda penduduk yang tinggal di kampung Arab berhak mendapat surat jalan jika ingin bepergian ke luar daerah karena Belanda menerapkan sistem passen stelsel dan wijken stelsel.

Dari Tanah Betawi, Syekh Junaid pergi ke Mekkah dan menetap di sana. Di Mekkah beliau sering menampung jama’ah yang berasal dari Betawi ketika mereka pergi naik haji. Selain itu beliau juga menyempatkan memberi ilmu-ilmu agama kepada mereka.

Syekh Junaid Al-Batawi merupakan ulama yang kaya akan ilmu. Sebab itulah beliau mendapat julukan Syaikhul Masyaikh yang memiliki arti guru dari segala guru. Para ulama Mazhab Syafi’I dari seluruh penjuru dunia belajar kepada Syekh Junaid Al-Batawi di Mekkah. Kedalaman ilmu yang dimiliki Syekh Junaid Al-Batawi membuat beliau dipercaya menjadi Imam besar Masjidil Haram.

Reputasi Syekh Junaid Al-Batawi sebagai ulama besar Mekkah membuat orang-orang dari Nusantara berdatangan ke Mekkah untuk menjadi murid beliau. Diantara murid beliau yang berasal dari Nusatara adalah Syekh Nawawi Al-Bantani (Banten) yang mendapat julukan Sayyidu Ulama’ al-Hijaz dan Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi (Minang). "Muridnya banyak sekali. Bukan hanya para mukiman dari Indonesia, juga mancanegara. Nama Betawi menjadi termashur di tanah suci berkat Syekh kelahiran Pekojan, Jakarta Barat ini," kata Alwi Shahab pemerhati sejarah Jakarta.

Suatu riwayat mengatakan Syekh Nawawi Al-Bantani dan Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi merupakan guru dari K.H. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah dan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari yang kelak mendirikan Nahdlatul Ulama .

Besarnya pengaruh Syekh Junaid Al-Batawi di tanah Mekkah terlihat ketika terjadi peralihan kekuasaan dari Syarif Ali ke Ibnu Saud.Ketika itu Syarif Ali meminta kepada Ibnu Saud untuk tetap menghormati keluarga beserta keturuanan dari Syekh Junaid Al-Batawi. Permintaan ini diterima oleh Ibnu Saud. Hal ini diungkapkan oleh ulama besar dari Minang yang bernama Buya Hamka pada sebuah acara “Diskusi Perkembangan Islam di Jakarta” tahun 1987.

Bahkan saking besarnya pengaruh Syekh Junaid Al-Betawi di Mekkah konon panggilan “Siti Rohmah” oleh orang Arab untuk perempuan Indonesia yang berangkat haji terinspirasi dari nama istri Syekh Junaid.

Sumber:  Jejak Seorang Waliyullah
Suwito jp on Brengkos

JEJAK SEJARAH BANTAR GEBANG


Siapa yang tidak tahu daerah yang satu ini Bantar Gebang -Bekasi daerah yang sangat terkenal dengan tempat pembuangan sampah yang mampu menampung sampah-sampah dari kota Jakarta. adakah yang tahu asal-usul daerah Bantar Gebang mari kita cari tahu.
Menurut sumber dan cerita-cerita warga nama Bantar Gebang di ambil dari kata Bantar yang berasal dari bahasa Sunda  artinya pinggiran sungai, lalu Gebang itu artinya pohon palem.   jadi mungkin dahulu banyak pohon palem atau pohon gebang ada di daerah ini.
Ada juga cerita yang berdasarkan keterangan dari salah seorang Penduduk asli “Sesepuh“ kampung Bantargebang ketika itu yang bernama “M. Asmat“ (Masyarakat Bantargebang mengenalnya dengan (Mu’alim Asmat)
Kampung Bantargebang “  yang berasal dari kata :
BAN                 : Yang artinya Sabuk atau Amben.
LATAR            : Artinya Tempat atau Pelataran.
GEBANG         : Yaitu Pohon yang namanya Pohon Gebang.
Dan ia bercerita juga dahulu penemu daerah ini adalah seorang Laki-laki bernama Sarif Hidayat, seorang menantu Raja Fatah (Raja Demak) yang kala itu diutus untuk mengurus Pemerintahan dan menyebarkan Agama Islam ke daerah Cirebon, Tasikmalaya dan Banten, karena pada waktu itu daerah tersebut masyarakatnya masih memeluk Agama Hindu.
Kemudian Syarif Hidayat menetap hingga Wafatnya dikampung Bantargebang, dengan nama “ Embah Kiyai Wali Husen (Embah Husen).
Inti dari dua keterangan di atas ialah dahulu mungkin banyak pohon gebang di daerah ini sehingga menjadi bagian nama daerah tersebut.

Sumber:  Ayo Bekasi
Suwito jp on Brengkos

Tebar Ikan Bersama 2019


Ikan ikan yang melengkapi ekosistem dan kehidupan Sungai & Kali Bekasi.

Sungai sungai menawan yang menjadi bagian destinasi wisata sederhana dan terjangkau di Bekasi

Peradaban purba hingga peradaban maju telah mencatatkan sejarahnya, Manusia telah hidup berdampingan dengan Sungai dan Kali.

Edukasi Sejarah, Kesadaran Lingkungan dan Wisata terjangkau yang terjalin dalam kegiatan kecil "Tebar Ikan Bersama 2019"




Sumber:  wisata sejarah Bekasi
Suwito jp on Brengkos

SIAPAKAH HA'O

H O

Dulu medio 1970an sampai akhir 1980an hampir semua orang di Bekasi belah kidul mengenal HaO.
Truk2 pembawa batu kali dari Kali Cipamingkis  yang lalu lalang di jalan raya hampir semua  bertuliskan H.O di bak nya.

Pokoknya kurang gaul lah kalau kaga kenal Ha,O.
Sapakah Ha,O ? Ha,O adalah kependekan dari Haji Ocong  alias Abu Hasan pejuang Kemerdekaan asal Kp Babakan Cibarusah yang legendaris.

Kisah perjuangan nya banyak sekali yang membuat orang terkagum2,salah satu yang paling fenomenal adalah membakar rumah ayah kandung nya sendiri yang menjadi antek penjajah dengan  menjabat Lurah Belanda.

Dalam setiap pertempuran Abu Hasan muda selalu berada di garis terdepan dan bahkan menurut cerita para orang tua Abu Hasan berperang selalu berdiri menembak tanpa pernah tiarap atau bersembunyi.

Walau sempat tertangkap Belanda dan di penjara di tangsi Belanda di Loji Cibarusah  nama Abu Hasan tetap di segani kawan dan lawan.

Di masa Peristiwa G/30/S/PKI Abu Hasan yang tergabung dalam RPKAD turun langsung menumpas PKI bahkan menjebloskan saudaranya sendiriyang merupakan aktifis PKI  ke pulau Buru.
Dimasa Orba dan setelah pensiun dari militer beliau terjun di dunia Politik dengan menjadi ketua Golongan Karya Kecamatan Cibarusah dan beberapa kali terpilih menjadi Anggota DPRD Kabupaten Bekasi.

Pada masa itu pola Haji Ocong atau Abu Hasan mendapatkan konsesi untuk mengelola tambang batu kali dan pasir Cipamingkis

Kata kang Raden Agah Handoko

Sumber:  wisata sejarah Bekasi
Suwito jp on Brengkos

Giat Rekan-rekan Amphibi Bekasi-Kppl Bojong Menteng di Situ Rawa Gede Bojong Menteng


Selasa 19 Maret 2019

Giat Rekan-rekan Amphibi Bekasi-Kppl Bojong Menteng di Situ Rawa Gede Bojong Menteng : 

1. Rutinitas sehari-hari Pengangkatan sampah di Perairan Situ Rawa Gede Bojong Menteng.
2. Membeli Kayu Kaso untuk pagar perahu ke-2.
3. Mendampingi anak-anak SD yang berkunjung ke Situ Rawa Gede .
4. Memasang Konblok untuk Penataan selanjutnya di Situ Rawa Gede Bojong Menteng. 
5. Membeli Peralatan penunjang Kegiatan Kppl Amphibi Bojong Menteng. 

Salam Perbaikan Lingkungan Hidup dan Sosial Kemasyarakatan ✊

#Kppl_Bjm
#Amphibi_Bekasi
#Forum_Aksara



Suwito jp on Brengkos

LESUNG PURBA PENINGGALAN SEJARAH BEKASI


________________________________________________________________________
BENDA CAGAR BUDAYA BERUPA LESUNG DAN KLEWANG, WARISAN BERHARGA, PELAJARAN SEJARAH, DAN KENANGAN KEJAYAAN BEKASI “TEMPOE DOELOE”.

Indonesia adalah salah satu negara agraris, dimana sektor pertanian dan penduduknya bermata pencaharian dengan cara bertani/berkebun.

Dan alhamdulillah Bekasi merupakan salah satu wilayah yang dahulu terkenal dengan daerah “LUMBUNG PADI” dimana hasil panennya selalu berlimpah dan sangat wajar apabila pasukan kerajaan MATARAM sewaktu ingin menyerang BATAVIA (JAKARTA) sampai tinggal dan menetap bahkan sampai membaur dan menikah, dan memiliki keturunan di Bekasi, selain orang-orang dari Cirebon dan Banten. Bekasi merupakan tempat yang layak untuk dihuni karena adanya sawah dan tanaman yang subur.  

Bahkan kalau tidak salah bang Ridwan Saidi (sejarawan dan pemerhati budaya Betawi) menyatakan bahwa Bekasi pada zaman pra-sejarah adalah pusat kerajaan. 

Ini terbukti dengan adanya SITUS BUNI diwilayah Buni Bhakti. 

Sehingga masyarakat Bekasi mempunyai kebiasaan atau adat budaya yang kaya dengan falsafah hidup antara lain BABARITAN. 

Babaritan merupakan warisan nenek moyang sejak dahulu sebagai tanda syukur atas musim panen yang dilakukan setahun sekali. 

Ritual atau upacara ini juga dikenal dengan istilah SEDEKAH BUMI yang biasanya dilakukan diperempatan jalan, sambil membawa makanan atau sesaji ditambah kemenyan, kelapa muda, telur dan rujakan serta ayam panggang dan lain sebagainya.

Seiring berjalannya waktu, maka Bekasi kini telah menjadi kota metropolitan penyanggah Ibukota negara dan kota industri serta perumahan, walau masih ada sawah dan ladang serta para petaniyang hidup dengan bercocok tanam. Namun sayangnya jumlahnya dari tahun ketahun terus berkurang dan lahan sawah serta kebun banyak sudah berganti beton-beton perumahan juga perkantoran atau perusahaan. 

Bahkan binatang ternak pun sudah mulai jarang terlihat. Pengalaman lain, bahwa saya pernah meminta KH. Abu Hanifah untuk ceramah dalam suatu acara keagamaan, dan alhamdulillah beliau berkenan dengan catatan beliau ingin makan daging burung, khas Bekasi. 

Saya bingung dan tidak tahu, kalau ada makanan khas burung itu. Maaf, saya lupa apa nama burung tersebut.

Adalah bang Naiman alias Niman, tokoh pemuda asli kampung Gabus Singkil, desa Srijaya, kecamatan Tambun Utara, kabupaten Bekasi yang peduli dengan sejarah dan perkembangan kampungnya. Disisi lain bang Niman juga ternyata ingin tetap menjaga budaya, adat istiadat serta apa yang telah diwariskan oleh para leluhurnya. Serta ingin mengingatkan dirinya dan keluarganya bahwa dahulu para leluhurnya adalah seorang petani. 

Maka dari itu dengan diwariskanya dua buah benda PUSAKA yang menurutnya bisa mengingatkan kita dan menyambung tali sejarah masa lalu kehidupan di Bekasi. 

Agar kelak anak keturunan tidak lupa bahwa dahulu pernah berjaya di sini (kampungnya) sebuah “Lumbung Padi” yang sangat berlimpah dan menjadi primadonna. Maka wajar apabila nama-nama desa diwilayah gabus selalu diawali dengan kata “SRI” Desa SRIJAYA, SRIAMUR, SRIMUKTI, dan SRIMAHI. 

Bang NIMAN sendiri adalah pewaris dari kedua benda tersebut yakni Lesung dan Klewang, dimana benda tersebut merupakan warisan secara turun temurun. 

Yang mana bahwa kakek buyut bang NIMAN adalah seorang MANDOR dijaman penjajahan Belanda, dikenal dengan sebutan MANDOR MININ. Dan bang NIMAN sendiri bernama NAIMAN bin SANOH bin NIUN bin MININ bin TIUN. 

Lesung atau biasa orang Bekasi bilang Lumpang adalah ALAT TRADISIONAL PENGOLAHAN PADI atau GABAH. 

Disisi lain, Lesung atau Lumpang juga merupakan alat musik yang indah, dan biasa disebut KOTEKAN (Saya rasa di Bekasi sudah tidak ada lagi yang bisa memainkannya). 

Menurut cerita dari orang tua dulu, bahwa lesung juga digunakan untuk memanggil kawan-kawan yang belum datang dengan cara memukul Lesung tersebut dengan  menggunakan kayu panjang (alu) yang menghasilkan irama. 

Dan pada waktu-waktu tertentu, Lesung diikutsertakan pada upacara-upacara adat. Sedangkan  Klewang atau PEDANG bergaya GOLOK BERSISI SATU yang biasa digunakan oleh SUKU MELAYU. Untuk membabat alang-alang, memotong sesuatu, dan senjata tradisional melawan penjajah.

Bang NIMAN mulai merasa “ngeh” pasca meninggal ayahandannya. Dan mencoba mengingat apa-apa yang telah diwariskan dan dititipkan oleh almarhum. 

Maka seketika itu pulalah bang NIMAN langsung teringat beberapa benda warisan dari almarhum. Sayangnya saya (penulis) tidak diperkenankan untuk mengungkapkan disini benda-benda lain yang terlihat seperti  pusaka dan azimat (pegangan para jawara dan mandor zaman dulu) selain kedua benda tersebut, yakni LESUNG dan KLEWANG. Bahkan LESUNG dan KLEWANG sendiri saja sudah terlihat seperti ada aura mistisnya. Ditambah cerita-cerita diluar nalar yang dihubungkan kepada kedua benda tersebut. 

Beberapa cerita aneh juga dituturkan oleh keluarga besar bang NIMAN yang dikaitkan dengan kedua benda tersebut. 

Salah satu contohnya terjadi pada salah seorang keturunannya yang tiba-tiba datang membawa satu liter beras sebagai tanda permintaan maaf karena telah berbuat salah terhadap Lesung tersebut, dan sering diganggu oleh mahluk tidak kasat mata yang terus membuntuti setiap langkahnya. 

Dan setelah meminta maaf dibarengi dengan memberikan seliter beras, sejak saat itu tidak ada lagi yang mengganggunya. 

Cerita lainnya, ada salah seorang keluarga bang Niman yang telah lama ingin menjual satu unit sepeda motornya namun tidak laku-laku karena memang merk atau produknya tidak biasa dipasaran. (jarang dipakai). 

Anehnya ketika suatu hari sipenjual tersebut yang masih keturunan dari keluarga bang NIMAN ini datang dan berziarah, esoknya kontan ada yang membeli, meskipun harganya sedikit lebih rendah dari yang diharapkan. 

Tetapi diluar dari cerita mistis tersebut saya berkeyakinan bahwa kedua benda tersebut merupakan benda cagar budaya atau minimal MERUPAKAN BAGIAN DARI SEJARAH KAMPUNG GABUS ATAU BEKASI TEMPO DULU.

Kita tidak bisa menampik dunia teknologi dan modern, namun kita juga jangan melupakan sejarah dan darimana kita berasal. 

Akhirnya saya sekali lagi mengucapkan terima kasih dan mohon maaf, karena pasti tulisan ini jauh dari sempurna. Kepada para pemerhati sejarah, situs, budaya, adat, dan pecinta benda dan bangunan cagar budaya. Salam hormat dari saya yang “sok” ingin menulis.

Penulis : Badruni Bin wangsakarta
PEMILIK LESUNG dan KLEWANG
Nama : Naiman (bang Niman)
Alamat : Kp. Gabus Singkil, RT.005/002, desa Srijaya, Kec. Tambun Utara
Telepon: 0858-8168-9309

Suwito jp on Brengkos

PETA PASIR GOMBONG - BEKASI PAJANG PETA JAMAN KOLONIAL BELANDA


Sebagai bukti bahwa Desa Pasirgombong adalah salah satu desa tua di Bekasi, diantaranya adalah peta.

Dengann melakukan perbandingan, peta jaman kolonial belanda dgn sekarang, bisa dilihat perkembangan pembangunan desa.

Untuk itu Kepala Desa Pasirgombong, Haji Maslam, menempatkan sejumlah peta tersebut pada beberapa ruangan. Dengan harapan masyarakat desa dapat belajar sejarah desanya,  minimal melalui peta.



Sumber: wisata sejarah Bekasi
Suwito jp on Brengkos

Tuesday, March 19, 2019

RELAWAN BANGBUNG HIDEUNG - MENJADI SUPER HERO BAGI MASYARAKAT


Kamis 19-03-2019 
Seorang anak kecil bernama M. A'idil Al Fawwaz yang berusia 10 bulan, sudah beberapa hari mengalami buang buang air besar di sertai demam yang tinggi, sebelumnya anak tersebut sudah berobat di klinik Medika Cikarang Jaya | pasar lama Cikarang namun tidak ada perubahan. 

Pagi hari Kamis 19-03-2019 anak tersebut tidak henti henti nya menangis dan selalu buang air besar yang berbentuk cairan ( bahasa kampung nya mencret ) dan siang hari nya agak lain, yang di keluarkan kotoran nya bercampur darah. 

Dengan kondisi yang panik dan tidak tau harus bagai mana mengobati anaknya, orang tuanya nekat membawa anak nya ke Rumah Sakit BHAKTI HUSADA CIKARANG, dengan penuh kegelisahan karena tidak membawa uang sepeserpun.
Ayah anak tersebut hanya pegawai pabrik, yang pabriknya di kawasan MM2100 yang perusahaan nya tidak menyertakan seluruh karyawan dengan BPJS...?, dan ibunya hanya ibu rumah tangga tanpa pekerjaan. Sudah beberapa minggu orang tua anak tersebut mengajukan kartu KIS ke RT di mana ia tinggal di kampung Gandu 001/004 - Sukamulya - Sukatani - Kabupaten Bekasi, namun tidak kunjung ada kabar Karena proses pembuatan nya 40 hari, ungkap keterangan orang tua nya. 

Tanpa pikir panjang orang tua Fawwaz brangkat ke Rumah Sakit Bhakti Husada demi menyelamatkan buah hati-Nya. 

Setelah sampai di Rumah Sakit, langsung di bawa ke bagian IGD, setelah negosiasi kepada pihak rumah sakit, menyatakan anak tersebut harus di rawat, namun pihak Rumah Sakit menyatakan kamar untuk kelas tiga sudah penuh, dan menyatakan orang tua tersebut untuk segera membuat surat keterangan tidak mampu di Desa di mana ia tinggal, untuk membuat surat SJP, di beri waktu sampai Rabu 20-03-2019, jika tidak di penuhi maka keluarga akan menjadi pasien umum dan membayar uang sebesar Rp. 3.000.000. 

Kemudian ada saudara dari keluarga meminta tolong kepada Riskan Firmansyah selaku suami caleg DPR ICE NASARI no 5 dari partai Demokrat dapil 2. 

Kemudian di lanjutkan menghubungi Tim Relawan BANGBUNG HIDEUNG. RELAWAN BANGBUNG HIDEUNG setelah mendapatkan informasi langsung bergerak menuju Rumah Sakit Bhakti Husada. 

Usai tim relawan BANGBUNG HIDEUNG tiba di lokasi langsung menemui keluarga pasien dan mengurus semua permasalahan yang ada. 

Alhamdulillah usai di negosiasi oleh TIM RELAWAN BANGBUNG HIDEUNG, yang awalnya tidak mendapatkan kamar rawat dan kepastian dalam pengobatan, Akhirnya bisa di urus sampai pada jam 22: 30 bisa mendapatkan kamar rawat berkat bantuan TIM RELAWAN BANGBUNG HIDEUNG. 

Keluarga besar pasien yang ikut menjenguk antara lain kakek, nenek, mamang, dan kedua orang tua anak tersebut mengucapkan terimakasih, karena dengan tulus membantu keluarga dalam pelayanan tampa pamrih, keluarga sangat berhutang jasa kepada TIM RELAWAN BANGBUNG HIDEUNG, karena telah menolong anak nya. 

Menurut keterangan Bang Rizal dari TIM RELAWAN BANGBUNG HIDEUNG yang mengurusi anak tersebut, esok pagi keluarga harus segera mengajukan surat SKTM ke Desa nya. 

Dan selebihnya TIM RELAWAN BANGBUNG HIDEUNG yang akan mengurusi segala administrasi di Pemda Kabupaten Bekasi. (Ungkap bang Rijal) 

Bersambung... 

Bang_Brengkos, Panggil Aku Jamal, Rajawali_Utara 

IWO INDONESIA melaporkan.